Spring Fantasy Theme For Ronald & Lydia's Wedding At Hotel Mulia Senayan
Kisah cinta Ronald dan Lydia berawal dari pertemuan mereka yang pertama di bulan April 2012. Lydia bertemu dengan Ronald dan saudara perempuannya, Mira, yang juga sama-sama sedang menjadi sukarelawan di sebuah acara amal yang menyediakan layanan dental gratis untuk sekolah.
Our Love Story Kisah cinta Ronald dan Lydia berawal dari pertemuan mereka yang pertama di bulan April 2012. Lydia bertemu dengan Ronald dan saudara perempuannya, Mira, yang juga sama-sama sedang menjadi sukarelawan di sebuah acara amal yang menyediakan layanan dental gratis untuk sekolah. Ronald dan Lydia ditempatkan di stasiun pembersihan alat dental yang sama dan berseberangan. Setelah itu, Ronald meminta nomor kontak Lydia melalui salah seorang teman dan mulai menghubungi Lydia via BlackBerry Messenger. Namun tidak ada percikan rasa di antara keduanya saat itu dan kemudian mereka pun tidak saling berhubungan lagi. Tiga tahun berikutnya, Ronald dan Lydia sebenarnya secara tidak sengaja bertemu di sejumlah acara sosial dan pesta pernikahan, namun Lydia tidak menyadarinya. Sampai pada bulan Februari 2015, seorang teman mengajak keduanya untuk pergi ke sebuah café yang sedang naik daun dan sangat ingin
dikunjungi oleh Lydia. Pada pertemuan kedua tersebut, Ronald dan Lydia kembali bertukar nomor kontak dan mulai berkomunikasi kembali. Sikap Ronald sangat manis, perhatian dan gigih mendekati Lydia selama lima bulan berikutnya, mampu meluluhkan hati Lydia. Ronald dan Lydia akhirnya berpacaran pada bulan Juni 2015.
Lydia In Ronald`s Eyes… Bagi Ronald, Lydia adalah separuh jiwanya sekaligus memiliki kesamaan dengan dirinya. Lydia dapat menjadi pelengkap bagi kekurangan-kekurangan Ronald dan memiliki apa yang dibutuhkan Ronald. Ronald yakin bahwa Lydia ditakdirkan untuk bersamanya.
Ronald In Lydia`s Eyes…. Bagi Lydia, Ronald adalah orang yang selalu ceria di dalam kondisi apa pun, bahkan di saat kesusahan. Ronald adalah pria berhati emas yang selalu dapat melihat kebaikan dari sesorang walaupun orang lain sudah tidak percaya lagi kepada orang tersebut.
Will You Marry Me Pada hari peringatan bulan kedelapan dari hari jadi mereka, Ronald mempersiapkan sebuah kejutan untuk melamar Lydia. Sejak bulan November, Ronald sudah mulai mencari cincin yang tepat dan akhirnya memutuskan memilih cincin Cartier trinity ruban solitaire ring karena cincin tersebut istimewa dan hanya satu-satunya, sama seperti Lydia yang juga istimewa bagi Ronald. Untuk membuat acara proposal lebih spesial, Ronald juga mengambil kursus gitar dan berlatih setiap pagi dan malam demi mempersembahkan sebuah lagu untuk Lydia. Sebelum hari-H acara lamaran tersebut, Ronald mengatakan kepada Lydia bahwa ia mendadak harus pergi ke Surabaya untuk urusan bisnis dan meminta Lydia untuk menemani teman-teman baiknya jalan-jalan. Ketika hari-H, Lydia yang menemui teman-teman Ronald, disuruh menunggu terlebih dahulu di apartemen salah seorang teman di lantai atas. Alangkah terkejutnya Lydia, ketika ia masuk ke dalam apartemen dan mendapati Ronald dalam balutan jas dan bermain gitar sambil bernyanyi. Tidak kuasa menyelesaikan nyanyiannya karena terharu,Ronald langsung berlutut dan mengucapkan “Will you marry me?” Lydia dengan yakin menjawab “Yes” dan Ronald pun menyematkan cincin di jari manis Lydia.
The Wedding Theme Ronald dan Lydia memadukan tema Final Fantasy (karena Ronald adalah seorang gamer) dengan tema spring race, sehingga jadilah “Spring Fantasy” untuk tema pesta pernikahan mereka. Vendor pertama yang didatangi oleh Ronald dan Lydia adalah Suryanto Décor. Ketika sedang berdiskusi dengan Suryanto Décor tentang dekorasi yang ingin dibuat, Ronald dan Lydia kemudian menyadari bahwa mereka bisa membuat segala sesuatunya custom-made dan sesuai keinginan mereka. Lydia pun memberikan ide untuk membuat sebuah kastil untuk di altar karena Suryanto Décor sangat ahli membuat struktur, jadi Ronald dan Lydia mengadaptasi sebuah kastil yang ada di game Final Fantasy yang bentuknya masih sesuai, yaitu Luxerion Castle. Dan karena Lydia sangat menyukai bunga, ditambahkanlah sedikit
sentuhan feminin dari Lydia, yaitu bunga-bunga.
The Wedding Preparations Ronald dan Lydia mempersiapkan segala keperluan pesta pernikahan mereka dalam waktu delapan bulan. Selain memiliki pengetahuan yang sangat sedikit mengenai dunia pernikahan beserta vendor-vendor, Ronald dan Lydia tidak menyangka tantangan terbesar yang mereka rasakan justru pada saat pemotretan pre-wedding. Karena melihat teman-teman yang lain melakukan foto pre-wedding di luar negeri dengan mengenakan banyak gaun sepertinya mudah, maka Ronald dan Lydia memutuskan untuk melakukan pemotretan pre-wedding mereka di dua negara, yaitu Perancis dan Jerman. Namun ternyata menentukan tempat dan gaun yang sesuai sangatlah merepotkan. Pertama, Lydia harus keliling ke beberapa desainer untuk mencari gaun-gaun yang cocok dengan scene yang dipilih. Jika tidak ada yang cocok, maka gaun harus dibuat custom-made, namun hal itu memakan waktu yang lumayan lama dan usaha yang besar. Lalu untuk membawa gaun-gaun tersebut ke luar negeri juga memberi tantangan tersendiri. Total bagasi koper yang memuat gaun dan jas yang akan dikenakan Ronald dan Lydia saat foto pre-wedding mencapai 108 kg! Ronald dan Lydia sampai harus datang ke bandara enam jam sebelum waktu keberangkatan untuk mengurus bagasi. Dan setiap malam sebelum hari pemotretan, mereka juga harus menyetrika gaun dan jas agar tidak kusut saat dikenakan.
The Best Moments Hari pernikahan Ronald dan Lydia dipenuhi dengan tangisan kebahagiaan sepanjang hari! Mulai dari momen penjemputan mempelai perempuan untuk kembali ke rumah mempelai laki-laki, suasana haru terasa saat ibu dan saudara perempuan Ronald menitikkan air mata bahagia. Lalu pada saat acara pemberkatan, Ronald menitikkan air mata ketika melihat Lydia yang memasuki ruangan. Ketika sang ayah memberikan Lydia kepada Ronald dan juga saat keduanya saling membacakan janji suci pernikahan pun membuat semua orang yang menyaksikan prosesi tersebut ikut menitikkan air mata bahagia. Sedangkan momen yang sangat berkesan pada saat acara resepsi adalah saat Ronald dan Lydia melakukan fi rst dance dan ketika keduanya pertama kali melihat kue pengantin mereka yang sangat besar yang mereka kira adalah bagian dari dekorasi.
Teks Eva Tanty Sari