Pernikahan Tradisional Modern di Aryaduta Palembang

PRISCILIA WADI FATMA SARI DAN AGUS BUDIARTO - 23 SEPTEMBER 2018
| 6686

Pertemuan pertama Yaya dan Agus bermula di suatu acara keluarga Yaya sekitar 4 tahun lalu. Kebetulan Agus ikut menghadiri dengan ajakan dari sepupu Yaya sekaligus sebagai teman Agus. Di saat bersamaan mereka berdua sama-sama baru putus dari pasangan masing-masing.

Pertemuan pertama Yaya dan Agus bermula di suatu acara keluarga Yaya sekitar 4 tahun lalu. Kebetulan Agus ikut menghadiri dengan ajakan dari sepupu Yaya sekaligus sebagai teman Agus. Di saat bersamaan mereka berdua sama-sama baru putus dari pasangan masing-masing. Lalu sepupu Yaya, Hafiz, mencoba menjodohkan. Namun sayang tidak berjalan mulus, Yaya dan Agus tidak langsung dekat. Yaya pun sempat dekat dengan pria lain. Singkat cerita jodoh tidak kemana. Saat Yaya sedang berada di Bali, Agus menghubungi. Dari sanalah hubungan keduanya semakin dekat, dan selera humor Agus menjadi daya tarik yang mampu membuat Yaya merasa nyaman saat mengobrol.

Memasuki hubungan di tahun ketiga, Agus mulai membicarakan untuk membawa hubungan ke jenjang yang lebih serius, ‘what can I say beside, Lets sail to infinity?’. Dan tepat pada 3 Maret 2018, 3rd anniversary, Agus dan keluarganya datang untuk bertemu keluarga Yaya, yang dalam istilah orang Palembang itu ‘Mutus Kato’. Diputuskanlah lamaran akan berlangsung di bulan Juni setelah lebaran tepatnya bulan September.

Untuk pengalaman unik selama persiapan dialami keduanya dari awal hingga akhir persiapan. Karena mereka berdua memutuskan segala detail pernikahan tanpa terlalu banyak campur tangan sana sini, tapi tentunya tetap dengan saran dan bantuan dari kedua orang tua.

Sejak dulu Yaya ingin mengenakan baju adat saat menikah. Pikirnya kalau tidak saat menikah, tidak mungkin mengenakan rangkaian busana adat Palembang tersebut. Sedangkan Agus ingin dekorasi tetap modern supaya tidak terlalu konvensional. Baju yang mereka kenakan adalah baju adat Palembang yang langsung menggunakan lempengan termbaga yang disepuh emas lalu ditempelkan pada baju, yang melambangkan nuansa Raja dan Ratu Palembang Darussalam. Berwarna merah dan emas, atas dasar itu keduanya meminta vendor dekorarasi membuat dekor dengan pelaminan bernuansa gold dengan bunga bernuansa merah dan warna senada, tapi dengan konsep modern. Kebetulan juga pas dengan warna karpet ballroom hotel yang berwarna merah. Sehingga tidak terlalu banyak warna saat acara.

BACK
TO TOP