Nuansa Putih Keemasan Betawi Maroko
Cinta memang kerap tak terduga datangnya. Tami dan Arief yang bertemu pertama kali di sebuah pameran pernikahan pun tak menyangka kalau sekitar satu setengah tahun kemudian akan dipertemukan kembali di pelaminan.
Cinta memang kerap tak terduga datangnya. Tami dan Arief yang bertemu pertama kali di sebuah pameran pernikahan pun tak menyangka kalau sekitar satu setengah tahun kemudian akan dipertemukan kembali di pelaminan. Tak banyak komunikasi yang terjalin sejak pertemuan pertama. Namun setelah pertemuan kedua di salah satu acara, komunikasi pun mulai terbina, hingga perlahan keduanya mulai merasa nyaman satu sama lain. Pada tahap inilah Arief menyatakan keinginannya untuk memperistri Tami. Terkejut pastinya, namun pribadi Arief yang tenang mampu meyakinkan Tami untuk menerima pinangan tersebut, meski tanpa melewati masa pacaran.
Hanya tiga bulan waktu yang dimiliki Tami untuk mempersiapkan pernikahannya. Beruntung ia bekerja di industri pernikahan, sehingga setelah menentukan konsep, Tami dapat segera memulai persiapan dibantu rekan-rekannya. Terbiasa mengurus dekorasi membuat Tami menentukan sendiri konsep dekorasi yang ia inginkan. Dan konsep Betawi bernuansa putih silver pun diusung oleh wanita keturunan Betawi – Arab ini. Sementara nuansa gold berpadu merah dan hitam mendominasi suasana Morocco diangkat sebagai tema resepsi. Walaupun, seperti diakui Tami konsep dekorasi sendiri baru fix kurang lebih satu minggu sebelum acara.”Hahaha…Alhamdulillah semua berjalan lancar,’’ derai tawa Tami mengalir di tengah cerita.
Prosesi palang pintu dan roti buaya sebagai bagian dari prosesi penerimaan pengantin pria pada pernikahan Betawi pun memeriahkan akad nikah yang digelar di kediaman Tami. Senyum kebahagiaan pun terus terukir di wajah Tami dan Arief yang berbalut busana keemasan, pada resepsi pernikahan yang dilangsungkan keesokan harinya. Seperti pesan Tami kepada calon pengantin yang lain, “Sabar dan ikhlas, Insha Allah kita akan kuat menghadapi segala masalah yang timbul.”
