Inspirasi Pernikahan Adat Sambas di Gedung Arsip Nasional RI
Tingga di era digital saat ini yang tidak mengenal sekat dan jarak, memudahkan setiap orang untuk saling berkenalan satu sama lain. Termasuk aplikasi Tinder yang memberi ruang bagi semua untuk menemukan jodohnya.
Sepasang cincin kawin
Busana Sambas yang berunsur merah, hitam dan emas
Dekorasi meja akad yang soft pastel
Cantiknya Saskian yang menegnakan busana adat Sambas
Saskia berjalan menuju meja akad didampingi kedua saudara wanitanya
Setelah resmi, waktunya memasangkan cincin sebagai pengikat anatara suami-istri
Saat sungkeman
Indahnya dekorasi yang diusung
Outdoor wedding selalu identik dengan tema rustic, seperti pernikahan Saskia dan Rengga
Bersama bridesmaid
Saskia dan Rengga
Tingga di era digital saat ini yang tidak mengenal sekat dan jarak, memudahkan setiap orang untuk saling berkenalan satu sama lain. Termasuk aplikasi Tinder yang memberi ruang bagi semua untuk menemukan jodohnya. Seperti cerita yang dialami Saskia dan Rengga yang memulai perkenalan dari keisengan bermain Tinder yang ternyata matched. Dari sana keduanya banyak mengobrol, tetapi di mata Saskia kedekatan mereka tidak akan maju jika tidak bertemu. Bertepatan pula di bulan ramadhan, Saskia mengajak Rengga bertemu untuk buka puasa bareng yang disanggupi Rengga.
Janjian buka puasa di salah satu rumah makan fast food di Jakarta Barat, Rengga datang menjemput Saskia ke kampus. Tanpa disangka salah seorang teman Saskia menyapa Rengga yang tampak sudah sangat akrab. Setelah diselidiki baru diketahui Rengga merupakan senior di kampus. Seakan dunia ini begitu kecil dan serba kebetulan.
Baru disadari Saskia seandainya mereka bertemu sejak lama bukan melalui Tinder, tak tahu apa dapat terus langgeng menjaga hubungan di usia yang terbilang masih labil. Bisa kenal setelah sama-sama dewasa, Saskia dan Rengga kini telah mengerti maksud Tuhan mengirimkan jalan dipertemukan sampai lanjut berpacaran. Dan akhirnya setelah beberapa tahun keduanya siap untuk menuju pernikahan.
Berhubung jarak antara lamaran dan pernikahan cukup jauh, Saskia dan Rengga menjadi lebih santai mempersiapkan. Untuk gedung sudah di-booking dari jauh-jauh hari tepatnya pada September 2018 karena memang berniat untuk outdoor wedding. Disusul oleh dekorasi dari Di Bloemens dan katering dari Alfabet. Berhubung asli Pontianak, Saskia sudah berniat pakai adat Sambas untuk akad nikahnya. Jadi untuk attire dicari langsung di Pontianak sekaligus busana untuk akad nikah dan resepsi. Susah susah gampang buat cari baju adat Sambas, sudah pergi ke beberapa sanggar tetapi waktunya kurang tepat untuk dibawa ke Jakarta. Akhirnya dapat rekomendasi dari salah satu saudara Saskia kalau ada vendor yang available, kebetulan Saskia lagi di Pontianak. Seperti sudah diberi jalan, tanggalnya cocok dan bisa dibawa ke Jakarta. Keperluan yang lainnya pun sedikit demi sedikit diselesaikan hingga pernikahan yang sudah dinanti tiba.
Memilih venue di Gedung Arsip Nasional RI, Saskia dan Rengga memang sengaja mengadakan pernikahannya di sana untuk mendukung konsep outdoor wedding. Selain lebih masa kini, diadakan di taman yang luas menjadi cara yang dilakukan agar lebih leluasa menampung tamu. Meskipun harus terus tersenyum selama acara, keduanya tidak dapat membohongi ada perasaan was-was akan turun hujan. Puji syukur tidak hujan dan semua acara berjalan lancar.
Busana Pengantin: Rika Ayub
Tata Rias: Marlene Hariman
Dekorasi: Di Bloemens
Katering: Alfabet Catering
Undangan: Metro Card Tebet
Venue: Gedung Arsip Nasional RI
Foto & Video: Cariosan Photo
Suvenir: Handmade
Seserahan: Blooming Maiden
Mahar: Lelur Seserahan
MC and Entertaiment: Sky Wedding Entertaiment